TANGERANG, CHANEL7.ID – Rencana kegiatan outing class yang diadakan oleh SMPN 20 Kota Tangerang, beralamat di Jl. Nuri Raya, Perumnas, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, menuai kontroversi. Kegiatan yang dijadwalkan berlangsung ke Asia Afrika, Musium Geologi , Ciampelas Bandung pada Tanggal 16 Desember 2024 dengan biaya sebesar Rp.550.000 per siswa ini memicu protes dari sejumlah orang tua siswa.
Salah satu orang tua siswa, berinisial Bunda (Snt), mengungkapkan kepada jurnalis, “bahwa banyak orang tua merasa keberatan dengan biaya tersebut. Menurutnya, biaya yang dipatok terlalu memberatkan sebagian besar orang tua. Selain itu, faktor cuaca yang tidak menentu juga menjadi kekhawatiran. “Ini kan cuaca lagi kurang bagus ya, akhir tahun dan awal tahun, mas. Saya juga takut anak-anak keluar daerah, takut terjadi hal yang tidak diinginkan di jalan, seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujar Bunda (Snt)
(Snt)Inisial, Ia juga mengaku adanya aturan dari Dinas Pendidikan yang melarang outing class.”Kok ini masih di sekolah anak saya ada acara begini? Padahal ada larangan dari Dinas Pendidikan berdasarkan Surat Edaran Surat Edaran (SE) nomor 421.3/0452-Pemb.SMP/ tentang pelaksanaan pembelajaran di luar kelas Saya tahu dari media sosial,”tambahnya.
Lebih lanjut, ia mengeluhkan keputusan sepihak sekolah dalam penggunaan dana.”Kami juga tidak pernah diajak rapat, hasil rapat hanya diumumkan melalui pesan grup WhatsApp. Yang lebih miris, uang tabungan siswa dan DP hangus kalau tidak ikut ke Bandung karena sudah digunakan untuk membayar travel. Ini sangat merugikan para orang tua siswa, “tegasnya sambil menunjukkan bukti percakapan pesan Group WhatsApp.
- Advertisement -
Polemik terkait pengelolaan dana study tour SMPN 20 Kota Tangerang semakin meresahkan publik. Sebelumnya, muncul dugaan bahwa uang DP (down payment) dan tabungan siswa berpotensi hangus jika siswa batal mengikuti kegiatan tersebut. Menindaklanjuti hal ini, tim investigasi jurnalis Chanel7.id berhasil melakukan konfirmasi langsung dengan pihak sekolah.
Setelah mengajukan permintaan konfirmasi, pihak sekolah menyetujui pertemuan yang berlangsung pada Kamis, 5 Desember 2024. Setibanya di SMPN 20 Kota Tangerang, wartawan Chanel7.id disambut oleh Humas sekolah. Awalnya, pertemuan berjalan lancar, dengan tim media memperkenalkan diri serta tujuan konfirmasi terkait isu yang berkembang.
Pertanyaan pertama yang diajukan adalah mengenai izin dari Dinas Pendidikan serta apakah sudah ada rapat dengan orang tua atau komite sekolah. Namun, jawaban dari pihak Humas dinilai kurang jelas dan membingungkan.
Di tengah sesi tanya jawab, situasi berubah tegang ketika Kepala Sekolah SMPN 20 Kota Tangerang, Suryani Harahap, hadir keruangan yang terlihat kurang berkenan dengan kehadiran wartawan langsung mempertanyakan maksud kedatangan awak media. Selain itu, ia juga mempersoalkan keterkaitan wartawan dengan organisasi kewartawanan tertentu. “Anda ini datang dari organisasi wartawan itu ya? dan Ada tuh media yang ancam saya mau diberitakan,”ujar Suryani dengan nada kesal.
Wartawan menjelaskan bahwa kedatangan mereka murni untuk melaksanakan tugas jurnalistik, bukan mewakili Forum atau organisasi wartawan mana pun. “Pemberitaan yang kami buat bukan sebuah ancaman, melainkan hasil dari investigasi berdasarkan fakta yang ditemukan. Tujuan kami adalah memastikan informasi yang kami sampaikan kepada publik akurat dan berimbang,”jelas wartawan.
- Advertisement -
Namun, Suryani tetap terlihat kesal dan melarang proses perekaman. “Kamu direkam rekam ya? Ngapain kamu rekam, sudah izin ke saya belum?” ujarnya dengan nada kesal, Meski wartawan menjelaskan bahwa perekaman adalah prosedur standar untuk menjaga akurasi berita, terhindar dari hoax , netral dan berimbang nya sebuah berita Suryani tetap meminta alat rekam dimatikan.
Setelah alat rekam dimatikan, Suryani memberikan penjelasan yang bertentangan dengan informasi sebelumnya. Ia menyatakan bahwa study tour sudah mendapat izin dari Dinas Pendidikan Kota Tangerang, tabungan siswa akan dikembalikan saat pembagian rapor, dan persetujuan orang tua sudah dikumpulkan melalui tanda tangan. Namun, saat diminta menunjukkan bukti persetujuan tersebut, Suryani mengalihkan pembicaraan.
Publik masih menanti kejelasan lebih lanjut dari pihak dinas pendidikan kota Tangerang terkait untuk memastikan bahwa seluruh prosedur acara Outing class dan penggunaan dana kegiatan acara berjalan sesuai aturan yang berlaku, tanpa ada nya paksaan dari pihak sekolah mengingat dugaan sebelumnya bahwa dana yang disetorkan tidak dapat dikembalikan.
- Advertisement -
®Aris