SURAKARTA, CHANEL7.ID – Menjelang Hari Kebangkitan Nasional, ribuan pengemudi ojek online (ojol) di seluruh Indonesia bersiap melakukan aksi serentak pada 20 Mei 2025 mendatang guna menyampaikan aspirasi mereka (28/04/2025)
Sebagai pusat pergerakan, Surakarta menjadi barometer aksi bagi wilayah Eks Karesidenan SUBOSUKOWONOSRATEN, mencakup (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten). Untuk memastikan kesiapan, komunitas driver online yang bergabung dalam aksi mendatang dan kepastian perangkat aksi yang akan bertugas di pos masing-masing, maka malam ini digelar pertemuan strategis lanjutan di wedangan Punggawan, Banjarsari, Surakarta, setelah sebelumnya dilakukan di Sukoharjo dan Boyolali.
Mengapa Demo Ini Diperlukan?
Menurut Hanafi, Koordinator Aksi Lapangan GARDA Surakarta, aksi ini adalah momentum penting bagi pengemudi transportasi online untuk menunjukkan bahwa mereka bukan hanya sekedar alat dalam sistem ekonomi digital, tetapi juga manusia yang memiliki hak atas kesejahteraan dan perlindungan hukum.
- Advertisement -
“Kami bukan sekadar angka di aplikasi, kami manusia yang berjuang setiap hari. Tarif yang tidak sesuai, aturan yang berubah sepihak, serta regulasi yang tak melindungi kami membuat aksi ini tak terhindarkan. Kami ingin pemerintah melihat kami sebagai bagian dari solusi, bukan hanya alat bagi industri,” ujar Hanafi.
Sementara itu, Djoko Saryanto, Penasihat GARDA Solo Raya, menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar bentuk perlawanan, tetapi sebuah panggilan untuk dialog konstruktif yang lebih membangun dan tidak eksploitatif, dengan pemerintah selaku pemegang kebijakan tertinggi yang menentukan regulasi para aplikator online.
“Kami sudah terlalu lama dalam ketidakpastian. Regulasi yang ada belum cukup melindungi kami. Pengemudi adalah tulang punggung ekonomi digital, tetapi seringkali justru jadi korban sistem. Ini saatnya kami menuntut keadilan, tegas Djoko.
Pendapat senada datang dari perwakilan peserta aksi, Uye, yang menyatakan bahwa pengemudi tidak menolak digitalisasi, tetapi menolak eksploitasi.
“Kami paham ini era teknologi, kami siap beradaptasi, tetapi jangan jadikan kami korban dari sistem yang tidak berpihak pada kesejahteraan kami. Kami hanya ingin sistem yang lebih transparan dan adil,” ungkap Uye.
- Advertisement -
Sementara itu, Pakde Agus, salah satu peserta yang telah lama menjadi pengemudi ojol, menyoroti pentingnya regulasi transportasi online yang lebih tegas.
“Kami ingin ada undang-undang yang melindungi kami, bukan hanya aturan yang menguntungkan satu pihak. Kami ingin kesetaraan dalam ekosistem ini, bukan hanya sebagai pekerja yang bisa diatur semaunya oleh aplikator, jelas Pakde Agus.
Lima Tuntutan Utama Pengemudi Ojek Online
- Advertisement -
Aksi ini sedianya akan berfokus pada lima tuntutan utama, yaitu:
1.Kenaikan Tarif Antar Penumpang Roda Dua: Menyesuaikan tarif dengan biaya operasional yang semakin tinggi.
2.Regulasi untuk Pengiriman Makanan dan Barang: Standarisasi perlindungan pengemudi dalam sektor pengiriman.
3.Ketentuan Tarif Bersih Roda Empat: Transparansi dalam pembagian pendapatan pengemudi roda empat.
4.Undang-Undang Transportasi Online Indonesia: Regulasi yang jelas dan berpihak pada pengemudi.
5.Sanksi Tegas bagi Aplikator Nakal: Pengawasan ketat terhadap kebijakan aplikator yang merugikan pengemudi.
Dukungan dan Ikrar Bersama
Pertemuan ini diakhiri dengan ikrar bersama, menegaskan komitmen untuk bergerak serentak demi memperjuangkan hak-hak driver online yang selama ini mengalami ketidakadilan.
Garda Solo Raya dengan tegas menyatakan mendukung gerakan aksi serentak turun ke jalan dalam rangka Hari Kebangkitan Nasional Transportasi Online Indonesia. Dan akan bergerak bersama seluruh elemen dan jaringan koordinasi Forum Diskusi Transportasi Online Indonesia (FDTOI) serentak di berbagai wilayah secara nasional.
®Pitut Saputra