Syakban Arab Ruwah Jawa Rebbe Madura ini 5 Keistimewaannya

Chanel7.id – Syakban, merupakan bulan ke_8 dalam penanggalan Hijriah. Jawa menyebutnya Ruwah sedang Madura menamainya Rebbe.
Bulan ini diapit oleh dua bulan mulia, yakni Rajab dan Ramadhan.
Dibeberapa tempat ada tradisi peringatan malam Nisfu Syakban atau pertengahan bulan Syakban (tentu saja tidak menjadikan masalah bila diisi dengan amalan-amalan dzikir, doa, membaca Al Qur’an, dan lain sebagainya).
Syakban dalam bahasa Arab berasal dari kata Syi’ab yang artinya jalan di atas gunung. Bulan ini kemudian menjadi kesempatan bagi umat muslim untuk melakukan ibadah dan memperkuat keimanan.
Di Madura Syakban/Rebbe berarti memberikan sadaqah kepada orang lain, pada bulan ini banyak orang Madura Arebbe, atau mengantarkan sedekah berupa makanan.
Baca juga :
– Pencak Silat Sugesti, Kurikulum Ramah Anak dan Anti Tawuran
– Hidup Sehat Stamina Kuat Dengan Buah dan Sayur Berkhasiat
– Yayasan Ponpes Miftachus Sunnah Surabaya Buka Penerimaan Santri Baru
Sejumlah keutamaan bulan Syakban.
1. Adanya malam Nisfu Syakban
Keistimewaan utama bulan Syaban terletak pada pertengahannya atau disebut sebagai Nisfu Syakban. Secara harfiah istilah Nisfu Syakban berarti hari atau malam pertengahan bulan Syakban atau tanggal 15 Syakban.
Terkait hal tersebut telah diriwayatkan dalam hadis yang Sahih:
إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُومُوا لَيْلَهَا وَصُومُوا نَهَارَهَا. رواه أبو دود
Artinya: “Jika tiba malam Nisfu Syakban, maka sholat lah (sunnah) pada malam harinya (malam lima belas) dan berpuasalah (sunnah) pada siang harinya (hari kelima belas),” (HR. Ibnu Majah)
Hadits riwayat Ibnu Hibban :
يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ (رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ والطَّبَرَانِيُّ وَالْبَيْهَقِيُّ)
Artinya: “Allah merahmati para hamba-Nya di malam nisfu Syaban, maka Ia mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik dan seorang muslim yang ada permusuhan, kedengkian dan kebencian terhadap Muslim lain karena urusan duniawi” (HR Ibnu Hibban, ath-Thabarani dan al-Baihaqi).
2. Bulan Diangkatnya Amal Ibadah Umat Manusia.
Syakban merupakan bulan diangkatnya amal ibadah seluruh umat manusia yang ada di bumi. Lalu diserahkan kepada Allah SWT.
Hal tersebut berdasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Usamah bin Zaid. Ia berkata, “Katakanlah wahai Rasulullah, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa selama sebulan dari bulan-bulannya selain di bulan Syaban”.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
Artinya: “Bulan Syaban adalah bulan di mana manusia mulai lalai yaitu di antara bulan Rajab dan Ramadhan. Bulan tersebut adalah bulan dinaikkannya berbagai amalan kepada Allah, Rabb semesta alam. Oleh karena itu, aku amatlah suka untuk berpuasa ketika amalanku dinaikkan.” (HR Dawud dan an-Nasa’i. Ibnu Khuzaimah men-shahihkan hadits ini)
3. Bulan yang Diapit Dua Bulan Mulia.
Syakban merupakan bulan yang diapit oleh dua bulan mulia, yakni Rajab dan Ramadhan. Namun, karena berada di antara keduanya, terkadang bulan Syakban justru terlupakan.
Rasulullah SAW bersabda:
ذاكَ شهر تغفل الناس فِيه عنه ، بين رجب ورمضان
Artinya: “Bulan Syakban adalah bulan yang biasa dilupakan orang, karena letaknya antara bulan Rajab dengan bulan Ramadan.” (HR Abu Dawud dan Nasa’i)
4. Turunnya Ayat Perintah Bershalawat Kepada Nabi Muhammad Saw.
Rasulullah SAW. Ayat tersebut terdapat pada surah Al-Ahzab ayat 56.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawat lah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS Al-Ahzab Ayat 56)
5. Puasa Bulan Syakban Disenangi Rasulullah Saw.
Pada bulan Syaban Rasulullah senantiasa melaksanakan puasa. Terkadang Rasulullah SAW berpuasa Syaban lalu menyambungnya dengan puasa di bulan Ramadhan.
Hal tersebut disampaikan oleh Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘anha:
كَانَ أَحَبَّ الشُّهُوْرِ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ يَصُوْمَهُ شَعْبَان ثُمَّ يَصِلَهُ بِرَمَضَانَ. أَخْرَجَهُ أحمدُ وأبو داودَ والنَّسَائِيُّ
Artinya: “Bulan yang paling disenangi Rasulullah untuk berpuasa sunnah di dalamnya adalah Syaban, kemudian beliau menyambungnya dengan puasa Ramadhan” (HR. Ahmad, Abu Dawud dan An-Nasa’i)
Surabaya. Minggu 18/2/2024.
Pegas