Kisah Nabi Muhammad SAW Saat Mikraj Ditemani Malaikat Jibril

Chanel7.id/news – Isra dan Mikraj merupakan dua peristiwa yang berbeda. Isra, Muhammad “diberangkatkan” oleh Allah dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Mikraj Nabi Muhammad dinaikkan ke langit sampai ke Sidratulmuntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini, Nabi Muhammad mendapat perintah langsung dari Allah. untuk menunaikan Shalat lima waktu.
Berikut keterangan perjalanan Nabi Muhammad mulai langit pertama hingga langit ke tujuh. Isra Mikraj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian. Dalam perjalanan menuju Sidratulmuntaha, Nabi Muhammad SAW dan Malaikat Jibril bertemu dengan sederet Nabi.
Baca juga : Hikmah Isra’Mi’raj Guna Meningkatkan Generasi Muda
Di langit pertama, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan laki-laki berbadan tinggi mencapai 60 siku ke langit (sekitar 27 meter). Saat menoleh ke kanan laki-laki itu tersenyum, namun saat melihat ke sebelah kiri ia menangis. “Selamat bertemu wahai Anak yang soleh dan Nabi yang soleh,” kata laki-laki tersebut saat melihat Nabi Muhammad SAW.
“Siapakah dia,” tanya Nabi Muhammad SAW.
Ia ternyata adalah Nabi Adam AS yang merupakan Nabi dan Manusia pertama di dunia. Ada alasan mengapa Nabi Adam AS tersenyum dan menangis.
Saat melihat ke sebelah kanan, ia melihat keturunannya yang masuk surga. Sementara saat melihat ke sebelah kiri, ia melihat keturunannya yang masuk neraka.
Baca juga : Isra’ Mi’raj, Peristiwa Luar Nalar Manusia Diimani Kebenarannya
Saat tiba di langit kedua Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Yahya AS dan Nabi Isa AS. Di sana, Rasulullah SAW disapa “Selamat datang wahai saudaraku yang saleh.”
Di langit ketiga, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Yusuf AS. Saat itu, Rasulullah SAW mengatakan bahwa benar ia telah diwarisi setengah kegagahan dunia.
Di langit keempat, Rasulullah SAW bertemu dengan Nabi yang pertama kali menulis menggunakan pena dan menjahit pakaian, yaitu Nabi Idris AS.
“Selamat datang saudaraku, Nabi yang saleh,” sambut Nabi Idris AS kepada Rasulullah SAW.
Baca juga : Wakapolres Banjarbaru : Momen Isra Mi’raj Jadi Motivasi Untuk Merubah Diri
Sesampainya di langit kelima, Rasulullah SAW kemudian bertemu dengan Nabi Harun AS.
“Selamat bertemu wahai Nabi yang saleh dan saudaraku yang saleh,” ucap Nabi Harun AS.
Di langit keenam Rasulullah SAW disambut oleh Nabi Musa AS.
“Selamat bertemu wahai Nabi saleh dan saudaraku yang saleh,” kata Nabi Musa AS.
Baca juga : Majelis Ilmu dan Dzikir Thoha 77 Peringati Isra Mi’raj dan Haul Guru Sekumpul
Setibanya di langit ketujuh, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan laki-laki tua yang sedang bersandar di Baitul Makmur. Beliau menanyakan siapakah laki-laki yang bersandar itu, ternyata ia adalah Nabi Ibrahim AS.
Baitul Makmur merupakan tempat tawaf para malaikat yang setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat.
Saat berada di langit ketujuh, Rasulullah SAW ingin naik satu tingkatan langit lagi. Namun, malaikat Jibril tidak bisa mengantarkannya lebih jauh lagi.
Nabi Muhammad SAW kemudian naik ke Sidratul Muntaha, yakni suatutempat di atas langit ketujuh dan di dekatnya ada surga. Keindahan Sidratul Muntaha tak bisa digambarkan, bahkan Rasulullah SAW sampai terkagum-kagum melihatnya.
Ketika berada di Sidratul Muntaha, Allah SWT berbicara kepada Nabi Muhammad SAW tanpa perantara. Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah SAW untuk mengerjakan Sholat.
Baca juga : Wilayah Spiritual Yang Tidak Terjangkau Oleh Akal
Allah SWT memerintahkan untuk melaksanakan Sholat 50 kali dalam sehari semalam.
Lalu Rasulullah SAW turun dari Sidratul Muntaha dan bertemu Nabi Musa di langit keenam.
Kemudian Nabi Musa bertanya kepada Rasulullah SAW, “Apa yang dikatakan oleh Allah SWT untukmu?” Lalu beliau menjawab, “Sholat 50 waktu dalam sehari semalam.”
Nabi Musa menjawab, “Kembalilah dan minta keringanan kepada Tuhanmu, karena sungguh umatmu lemah dan tidak akan sanggup melakukannya.”
Nabi Muhammad SAW kembali menemui Allah SWT untuk meminta keringanan. Allah SWT kemudian mengurangi waktu sholat sebanyak lima bilangan.
Rasulullah SAW kembali turun dan bertemu Nabi Musa untuk menceritakannya lagi. Lalu, Nabi Musa menyarankan kepada beliau untuk memohon lagi pengurangan jumlah waktu sholat kepada Allah SWT.
Baca juga : Jamus Kalima Sada Adalah Kalimah Sahadat Warisan dari Leluhur Nusantara
Allah SWT kembali mengurangi waktu sholat, namun jumlahnya masih terbilang banyak. Akhirnya Rasulullah SAW terus meminta keringanan sampai berkali-kali, dari yang awalnya 50 waktu lalu menjadi 5 waktu dalam sehari semalam.
Kala itu, peristiwa Isra Miraj sulit diterima akal sehat. Saat beliau menceritakan peristiwa tersebut dan memerintahkan sholat lima waktu kepada umatnya, banyak di antara mereka yang tidak percaya akan kebenaran tersebut. Namun, tak sedikit juga yang patuh dan melaksanakan sholat.
®Pegas