Lagi, Aksi Brutalisme Menimpa Wartawan, Diduga Ada Preman Berdasi

0
20240129_095920_0000 (1)

Foto/istimewa : Wartawan yang menjadi korban akai brutalisme para blandong.

Bagikan Berita

GROBOGAN, Chanel7.id/news – Aksi brutalisme kepada Wartawan kembali terjadi,  kali ini dilakukan oleh kawanan blandong di Desa Lebak, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan, Sabtu, ( 27/01/24). Pelaku adalah oknum kejahatan lingkungan hidup.

Kebrutalan warga Desa Lebak tersebut diduga diprovokasi oleh (M) beserta sopirnya yang saat ini belum diketahui identitasnya. Dan atas aksi brutal mereka mengakibatkan ke tiga wartawan media online (BMA) dari MokiNews.com, (TS) dari Berita7.net, dan (H) dari suaraindonesia online, mengalami sejumlah luka lebam di sekujur tubuh akibat hantaman benda tumpul dan bogeman tangan.

Baca juga : Hina Wartawan, FPII Kuansing Ultimatum Ketua BPD Pintu Gobang Kari Agar Minta Maaf

Menurut keterangan salah satu korban (H), sekira pukul 10.00 WIB pagi, dirinya diundang untuk datang ke Desa Lebak oleh pentolan blandong guna mengklarifikasi soal kayu tebangan yang dimilikinya.

Tanpa menaruh rasa curiga, mereka bertiga kemudian mendatangi tempat yang telah ditentukan oleh (M) yakni di Pasar Desa Lebak. Sesampai di Pasar, mereka langsung disambut dengan aksi kekerasan.

”Saya tiba di lokasi langsung dipukul sama sopirnya (M), demikian juga dua rekan saya juga langsung ditendang hingga tersungkur,” ungkap korban.

Baca juga : Jaga Marwah Organisasi, Persatuan Wartawan Sampang Adakan Rakor di Mojokerto

Usai membabi buta menganiaya, di depan Kepala Desa setempat ,mereka memaksa para korban untuk menandatangani surat pernyataan agar perbuatan sekelompok blandong yang meresahkan tersebut tidak dilaporkan ke pihak Kepolisian.

”Kami dipaksa agar menandatangani surat pernyataan itu, kami tak mampu menolak lantaran mereka terus mengintimidasi di hadapan ratusan masa,” tutup korban.

Mengenai adanya dugaan preman berdasi atau orang Perhutani berada dibelakangnya, sampai saat ini belum ditemukan, seperti yang dijelaskan oleh Daryono, Asper Jatipohon.

Baca juga : Lapas Pamekasan Didatangi Segerombolan Oknum yang Mengaku Wartawan

“Sudah saya lakukan penyelidikan terhadap teman-teman di Perhutani, termasuk konfirmasi langsung dengan pelaku (M). Kami tanyakan juga bahwa uang hasil penjualan kayu untuk apa saja. Bahkan kayu hasil curian juga sudah kami rampas. Namun belum ada atau tidak ada keterlibatan orang kantor dalam kasus ini,” jelas Asper.

Sementara itu, beberapa wartawan lain yang tidak tahu menahu terkait kasus tersebut juga kena imbasnya. Yakni Sinaga dari Reportase bersama 4 wartawan yang lain saat melewati kerumunan di Balai Desa Lebak sempat hampir dikeroyok. Mereka menghentikan paksa kendaraan mereka dan memaksa untuk dibawa masuk ke Balai Desa.

Seorang yang bernama K merampas HP, kemudian ada petugas dari APH yang meminta KTP-nya untuk difoto.

Baca juga : Pj. Gubernur Sumut : Media Kedepankan Liputan yang Berimbang dan Objektif

“Ini merupakan tindakan pelecehan terhadap profesi, seharusnya mereka tidak semena-mena terhadap wartawan yang sedang bertugas. Apa lagi saya tidak punya kepentingan apapun terhadap kasus blandong ini”, ungkap Sinaga.

Atas insiden tersebut, para korban yang merupakan anggota dari grup Jurnalis Grobogan Network akan mengambil langkah hukum dengan melapor ke Polres Grobogan.

 

 

®Pegas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *